Virtual Agent
Character untuk
Mendukung Intelligent Learning System Berbasis Web
example the
e-learning which have become the demand to create online learning. During its
development, there are needs to add intelligent support factor so that an
intelligent learning can be created. Intelligent Learning System (ILS) or can
be translated as a smart learning system that applies pedagogical learning
strategy such as explaining content ordering, types of feedback received, and
how the learning material should be taught or explained. The application of ILS
into the e-learning system should improve the leaning quality. This writing
tries to give an alternative way to support the creation of intelligent
learning system especially for learning communication system by creating
teacher character in the
form of Virtual
Agent Character.
Keywords: agent,
intelligent learning system, virtual agent character, ILS, pedagogical learning
strategy
1. Pendahuluan
Dialog merupakan
hal yang paling dasar dalam suatu sistem komunikasi pembelajaran. Suatu sistem
pembelajaran saat ini masih sangat bersifat statis dimana informasi text
menjadi hal yang utama untuk disajikan. Seorang pengajar megupload materi
melalui sistem yang ada dan siswa mendownload. Sistem
komunikasi yang
tersedia pun juga berbasis text sebut saja seperti forum dan chating. Hingga
pada akhirnya banyak sistem pembelajaran tidak banyak disukai. Menurut sebuah
penelitian yang diampaikan oleh Blom [Bloom, B.S., 1984] dikatakan bahwa
one-to-one teaching atau pengajaran secara kelompok kecil lebih
baik
dibandingkan kelompok besar. Sistem pembelajaran saat ini sudah dapat dibuat
untuk kelompok kecil, sehingga prose pembelajaran dapat berjalan baik. Ternyata
pada kenyataannya sistem
pembelajaran ini
masih belum juga berjalan secara maksimal. Sang-Mok Jeong dan Ki-Sang Song
[Sang-Mok Jeong and Ki-Sang Song, 2005] dalam jurnalnya menyatakan bahwa jika
human teacher (kehadiran pengajar) dalam lingkungan e-learning dapat dihadirkan
maka efek yang sama akan diperoleh bila pengajaran dilakukan secara langsung
one-to-one. Tulisan ini mencoba memberikan sebuah alternatif dengan
menghadirkan visual
teacher sehingga
dapat mendukung terciptanya intelligent learning system khususnya sistem
komunikasi pembelajaran.
2. Definisi dan
Karakteristik Agent
2.1. Defini
Agent
Berikut adalah
beberapa definisi agent dari beberapa sumber :
_ Webster’s
New World Dictionary [Guralnik, 1983], agent didefinisikan sebagai: A
person or thing that acts or is capable of acting or is empowered to act,
for another. Disimpulkan [Romi Satria W, 2003]
_ Agent
mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan.
_ Agent
melakukan suatu tugas/pekerjaan dalam kapasitas untuk sesuatu, atau untuk orang
lain.
_ Caglayan
[Caglayan et al., 1997] mendefinisikan software agent sebagai:
Suatu entitas
software komputer yang memungkinkan user (pengguna) untuk mendelegasikan tugas
kepadanya secara mandiri (autonomously).
_ Brenner
[Brenner et. al., 1998] mendefinisikan bahwa agent harus bisa berjalan dalam
kerangka lingkungan jaringan (network environment)
2.2.
Karakteristik Agent
Pemahaman
tentang software agent, fungsi, peran, dan perbedaan mendasar dikaitkan
software program yang ada, berikut ini akan dijelaskan tentang beberapa atribute
dan karakteristik yang dimiliki oleh software agent [Romi Satria W,
2003- 2006].
1. Autonomy:
Agent dapat melakukan tugas secara mandiri dan tidak dipengaruhi secara
langsung oleh user, agent lain ataupun oleh lingkungan (environment). Untuk
mencapai tujuan dalam melakukan tugasnya secara mandiri, agent harus memiliki
kemampuan kontrol terhadap setiap aksi yang mereka perbuat, baik aksi keluar
maupun kedalam [Woolridge et. al., 1995]. Dan satu hal penting lagi yang
mendukung autonomy adalah masalah intelegensi (intelligence) dari agent.
2. Intelligence,
Reasoning, dan Learning: Setiap agent
harus mempunyai standar minimum untuk bisa disebut agent, yaitu
intelegensi (intelligence). Dalam konsep intelligence, ada tiga
komponen yang harus dimiliki: internal knowledge base, kemampuan reasoning
berdasar pada knowledge base yang dimiliki, dan kemampuan learning
untuk beradaptasi dalam perubahan lingkungan.
3. Mobility
dan Stationary: Khusus untuk mobile agent, dia harus memiliki kemampuan
yang merupakan karakteristik tertinggi yang dia miliki yaitu mobilitas.
Berkebalikan dari hal tersebut adalah stationary agent. Bagaimanapun
juga keduanya tetap harus memiliki kemampuan untuk mengirim pesan dan
berkomunikasi dengan agent lain.
4. Delegation:
Sesuai dengan namanya dan seperti yang sudah kita bahas pada bagian definisi, agent
bergerak dalam kerangka menjalankan tugas yang diperintahkan oleh user.
Fenomena pendelegasian (delegation) ini adalah karakteristik utama suatu
program disebut agent.
5. Reactivity:
Karakteristik agent yang lain adalah kemampuan untuk bisa cepat beradaptasi
dengan adanya perubahan informasi yang ada dalam suatu lingkungan
(enviornment). Lingkungan itu bisa mencakup: agent lain, user, adanya
informasi dari luar, dsb [Brenner et. al., 1998].
6. Proactivity
dan Goal-Oriented: Sifat proactivity boleh dikata adalah
kelanjutan dari sifat reactivity. Agent tidak hanya dituntut bisa
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, tetapi juga harus mengambil
inisiatif langkah penyelesaian apa yang harus diambil [Brenner et. al., 1998].
Untuk itu agent harus didesain memiliki tujuan (goal) yang jelas,
dan selalu berorientasi kepada tujuan yang diembannya (goal-oriented).
7. Communication
and Coordination Capability: Agent harus memilikikemampuan
berkomunikasi dengan user dan juga agent lain. Masalah komunikasi dengan
user adalah masuk ke masalah user interface dan
perangkatnya,
sedangkan masalah komunikasi, koordinasi, dan kolaborasidengan agent lain
adalah masalah sentral penelitian Multi Agent System (MAS). Bagaimanapun
juga untuk bisa berkoordinasi dengan agent lain dalam menjalankan tugas,
perlu bahasa standard untuk berkomunikasi. Tim Finin [Finin et al., 1993]
[Finin et al., 1994] [Finin et al., 1995] [Finin et al., 1997]dan Yannis Labrou
[Labrou et al., 1994] [Labrou et al., 1997] adalah peneliti software agent yang
banyak berkecimpung dalam riset mengenai bahasa dan
protokol
komunikasi antar agent. Salah satu produk mereka adalah Knowledge Query
and Manipulation Language (KQML). Kemudian masih berhubungan dengan
ini komunikasi antar agent adalah Knowledge Interchange Format
(KIF).
3. MS Agent
untuk menciptakan Visual Agent Character
MS Agent adalah
suatu set layanan software yang dapat diprogram, yang mendukung presentasi dari
karakter grafis beranimasi dalam interface Windows. Dengan adanya MS Agent,
maka dapat memberikan lebih banyak nilai interaktif ke dalam programnya. Contoh
penggunaan MS Agent versi 1 yang mudah didapati adalah Office Assistant pada
program aplikasi MS Office97.
MS Agent secara
garis besar mempunyai tiga layanan (services), yaitu animation service /
layanan animasi, input service / layanan input, dan output service / layanan
output. Berikut ini ada penjabaran dari layanan-layanan tersebut
Layanan animasi
:
_ Load karakter
_ Load karakter
default
_ Menganimasikan
karakter
Layanan input
_ Input active
client
_ Support untuk
pop-up menu
_ Support untuk
speech input (input berupa perkataan/omongan)
_ Pemilihan
speech engine
_ Event-event
speech input
_ Window voice
command (perintah dengan suara)
_ Listening tip
Layanan output
_ Support untuk
synthesized speech (suara yang dikeluarkan komputer dan
menyerupai suara
manusia)
_ Support untuk
audio output
_ Support untuk
word baloon
_ Efek suara
pada saat animasi
Untuk
menciptakan virtual character untuk mendukung terciptanya intelligent learning
system cukup digunakan layanan animasi dan layanan output, khususnya synthesized
speech. Speech engine/penghasil suara yang digunakan adalah penghasil suara
default MS Agent yang berbahasa Inggris.
Penutup
Pengembangan
visual agent ini dapat juga digunakan untuk membuat fasilitas chating menjadi
lebih dinamis atau dapat juga digunakan dalam penyampaian materi online
lainnya.
Adapun saran
yang penulis sampaikan adalah bahwa penciptakan character pada akhirnya juga
dapat menetukan keberhasilan suatu pembelajaran untuk itu pemilihan character
untuk visual agent (teacher) dapat disesuaikan.
Daftar Pustaka
[Blo84] Bloom,
B.S. “The 2 Sigma Problem”: The Search for methods of Group Instruction as
Effective as One-to-One Tutoring. Educational Researcher, 1984
[Hya96] Hyacinth
Nwana, “Software Agents: An Overview”, “Knowledge
Engineering
Review, 1996
[Hya96] Hyacinth
Nwana dan Divine Ndumu, “And Introducting to Agent
Technology”, BT
Technology Journal, 1996
[Mic08]
Microsoft, Microsoft Agent Platform SDK help file, topic: Programming
the Microsoft
Agent Control
[Rom06] Romi
Satria Wahono, “Pengantar Software Agent: Teori dan Aplikasi”,
2003-2006.
[San05] Sang-Mok
Jeong and Ki-Sang Song. (2005). “The Comunity-Based
Intelligent
e-Learning System”.
Sumber
http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-informatika/article/view/272